Kamis, 07 Maret 2019

Makna Pendiikan di Indonesia


Bung Karno Pernah Berkata “ Beri Aku sepuluh pemuda maka akan ku goncang dunia”. Dari kalimat tersebut maka kita bisa deskripsikan bahwa peranan seorang pemuda sangat penting bagi sebuah bangsa dan negara karena mereka merupakan ujung tombak.
Dalam UUD 1945 ada tiga inti yang digagas para proklamator yaitu mensejahterakan masyarakat, mencerdaskan masyarakat, dan meningkatkan drajat kesehatan masyarakat. yang pertama bangsa Indonesia berhak untuk mendapatkan kesejahteraan yaitu lapangan pekerjaan dan lain sebagainya. Yang kedua bangsa Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang mengutamakan akhlak serta kepribadian yang baik tidak serta merta hanya pandai matematika. Dan yang ketiga Bangsa Indonesia Berhak mendapat layanan kesehatan.
Kali ini saya ingin membahas tentang fenomena pendidikan yang ada di Indonesia. Banyak kejanggalan ketika setiap sekolahan atau perguruan tinggi yang mengeluarkan aturan dan aturan itu memberatkan bagi siswa maupun mahasiswa, misalnya iuran atau kegiatan tertentu yang menambah beban finansial bagi orang tua murid itu sendiri. saya  penasaran uang itu untuk apa, padahal kita sudah membayar uang gedung, SPP dan lain sebagainya.
Parahnya lagi kita tidak boleh menunggak uang SPP atau pembayaran lainnya, jika nunggak akan dipersulit dalam proses kelulusan atau nama kita akan masuk daftar tunggakan dan dipasang di papan pengunguman. Kita dituntun untuk bisa berprestasi sementara biaya sekolah menyekik leher orang tua kita, ada yang pinter rangking satu tapi mereka tak peduli dengan bangsa dan sesame misalnya Mafia Brecklie dan Gayus tambunan.
Apakah akan terus begini sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Di Brunai dengan negara kecil para siswa dan mahasiswa tidak dipungut biaya sepeserpun malah mereka di beri tunjangan hingga S3. Apakah bangku sekolah hanya untuk anak orang kaya, kami pun ingin cerdas dan ingin menjadi manusia yang berguna bagi bangsa kami walau kami dianggap sebagai debu jalanan.
Namun kawan-kawan jangan putus asa dan pesemis apalagi menyerah dengan keadaan ini. Kita pasti bisa meraih citra-cita setinggi langit jika kita jatuh maka kita akan bersama bintang-bintang kata mutiara itu selalu terngiang dalam benak hingga sekarang, kata mutiara itu nasihat dari kepala sekolah saya yang selalu menasihati saya ketika melakukan kenakalan sewakti di Sekolah dasar namaya alm. Bu. Tatik.
Kembali ke inti pendidikan di Indonesia. Para kawan-kawan yang masih duduk di bangku SMP, SMA, hingga perguruan Tinggi, ingatlah wajah lelah bapak dan ibu kita, kita harus mengimbanginya dengan belajar buktikan bahwa kita bisa walau kecerdasan anak itu berbeda. Jika kamu suka olah raga maka dalamilah olah raga ikut Extra kulikuler atau UKM perdalam minat dan bakat mu di kegiatan tersebut, sekarang banyak beasiswa karena prestasi non akademik. Jika minat dan bakat di akademik maka pedalam di kegiatan ekcool atau UKM yang ada di sekolah maupun kampus. Miaslnya KSPM dll.
Masa-masa yang Indah yaitu masa-masa kita masih menuntun ilmu diluar sana banyak anak yang ingin duduk di bangku sekolah. Kerja atau cari uang itu sangat mudah ketika kita mendapat ilmu tidak hanya ilmu akademik yang kita dapat di sekolah namun kita juga dapat ilmu sepiritual, bagai mana kita harus bisa menyelesaiakan persoalan dengan cara kita sendiri. Masalah kerja hingga kita tua nanti pasti ada namun untuk menuntut ilmu hanya satu kesmpatan saja.
Mari kita sama-sama berdoa agar kedepannya sistem pendidikan di Indonesia akan lebih baik lagi, perluas wawasan dengan membaca apa yang kita sukai. Bacalah apa saja karena membaca ialah jembatan emas menuju keindahan. Maafkan saya jika saya seperti menasihati karena saya pernah merasakan kesengsaraan ketika saya memutuskan untuk keluar sekolah, hingga saya benar-benar tau makna akan tentang pendidikan. Mungkin jika saya tak berhenti sekolah maka saya sudah menikah dan sudah mempunyai anak.

Proses Pekalongan Menjadi Bagian dari NKRI


Kota Pekalonagan merupakan kota Kretif yang merupakan canagan dari Badan PBB UNESKO, kota yang terletak di titik 0 km di pulau Jawa, berjuta kreasi Batik lahir disini, tak berhenti disitu beberapa tokoh hebat juga lahir di Pekalongan seperti Ust. Habiburahman Penulis Novel Ayat-Ayat Cinta, Sutrisno Bakhir Politisi, Habib Lutfi Ulama Besar, Ky. Taufik dan lain-lain.

 Kota Pekalongan merupakan kota Kelahiran saya juga hee.hee.hee, semoga saya bisa mnjadi manusia yang berguna seperti mereka. Sebelum saya lahir pekalongan merupakan Kabupaten yang pusat pemerintahannya ada di alun-alun Kota Pekalongan sebelah Tenggara Masjid Jami Pekalongan atau sebelah barat daya Hypermart yaitu pendopo Pekalongan.
Pada Tahun 2000 Pemerintah daerah melakukan Pemekaran sehingga Pekalongan dibagi dua wilayah Kota dan Kabupaten. Pusat Pemerintahan Kabupaten Pekalongan di pindah di Kec. Kajen dan Pusat Pemerintahan Kota Pekalongan di pindah di Jl. Mataram atau kawasan Lapangan Mataram yang menjadi tempat kong kow kong kow muda-mudi di Kota Pekalongan.

Hingga tahun ini (2019) Pekalongan sedikit demi sedikit berubah menjadi kota megapolitan, banyak mall dan cafe berderi menghiasi  jalan-jalan kota serta lalulalang kendaraan bermotor taka da becak dan delman seperti dahulu kala lagi ada tapi sedikit mereka mulai hilang oleh arus moderenisasi.
Sungai yang dulu bersih tempat bermain kami sudah tercemar limbah pabrik, dulu waktu kita kecil anak-anak 90han kami memiliki tempat rekreasi gratis yaitu sungai dan kebun, berbagai buah-buhan tumbuh subur di kebun dan siapa saja boleh memakannya sekarang kebun-kebun dan tanah lapang menjadi perumah maupun pabrik. Sungai yang menghijau menjadi tempat pembuangan limbah batik. Semoga Bapak walikota bisa menyelesaikan masalah tersebut, masalah yang klasik ‘jika sungai kotor maka perekonomian berjalan, jika sungai bersih perekonomian berhenti karena tidak ada kegiatan di Pabrik Batik. Yang kami minta sungai bersih dan perekonomian berjalan.

Sesungguhnya dengan adanya AMDAL bisa mengurangi penemaran Limbah Pabrik di Sungai, Namun belum maksimal, mungkin karena belum ada sinergi dari Bapak Walikota atau masih banyak persoalan yang harus di selesaikan bapak walikota kita tercinta.

Terlepas dari Itu Pekalongan juga merupakan kota yang tidak terlepas dari cengkraman gurita jepang atau penjajahan Jepang. Sabtu 18 Agustus 1945 setelah sehari Ir. Soekarno Mengumandangkan Prolamasi dan tidak mau dimerdekakan Jepang, pemuda jawatan perkreta apian di Pekalongan melakukan gerakan memakai pita merah putih sebagai lambang bahwa kota Pekalongan menjadi bagian dari NKRI.

 Tanggal 3 oktober 1945 terjadi Perundingan di Markas besar Kempetai yang diwakili oleh Residen Pekalongan kala itu Mr. M. Besar dan tokoh-tokoh lainnya. Perundingan yang a lot membuat salah satu Pemuda hendak menurunkan Bendera Jepang dan terjadilah Bentrokan anatara warga Pekalongan dan Tentara Kempetai (Tentara Jepang ).
Tepatnya dikawasan Monumen Pekalongan yang sekarang menjadi masjid syuhada, disitu banyak nyawa melayang karena mempertahankan kehormatan bangsa dan negara saat itu tidak ada kaya atau miskin, Cina atau jawa, Arab atau jawa, Priyayi atau abangan. Mereka berjuang bersama melawan penjajahan dalam satu komando. Dengan senjata seadanya mereka maju dengan gagah berani dengan semboyan Merdeka atau Mati.

Tanggal 4 oktober 1945 Tentara Kempetai dan warga sipil Jepang Meninggalkan Pekalongan dikawal pasukan EXS Peta (mantan tentara pembela tanah air) orang Indonesia yang ikut pendidikan militer Jepang.

Ir. Soekarno pernah bepidato yang berjudul Jas Merah jangan sekali-kali melupakan Sejarah. Sebagai pemuda Indonesia kita mesti menghormati perjuangan para pahlawan yang dahulu gugur ataupun yang masih hidup. Walaupun tidak dengan memanggul senjata atau menghunuskan pedang kejantung lawan melainkan jadikanlah dirimu manusia yang bermanfaat antar semsama jangan pernah membeda-bedakaan ras, suku atau agaman. Tinggalkan ceramah ulama yang ingin memecah belah NKRI. NKRI harga mati.

Rabu, 27 Februari 2019

Kisah Petualang yang hilang di Sumur jalatunda Dieng



Waktu itu pertengahan tahun 2017 kami "Dimas sinngih widadi saya Fredi sanjaya putra (Indonesia ) dan kawan- kawan dari UBD (Brunai Darusalam Univercity ) yaitu Hazik bin Gani, Nor Aswira, Lie Wen , Zainab binti Salabah, dan Amal Khasibah. kami berangkat dari Kota Pekalongan melalui via kembang langit jam 06.30 dengan 4 Destinasi salah satunya yaitu di Sumur Jalatunda.

Sumur Jalatunda menjadi destinasi Pertama kita, akses jalan menuju sumur jalatunda cukup ngeri karena belum diaspal hanya jalan krakal dan kanan kiri jurang ditambah hari itu baru turun hujan, beberapa kali mobil yang saya kemudikan selip hingga rem pun tak mampu menahan laju mobil yang mundur. sesekali mereka bertieriak panik karena kondisi tersebut.

setelah beberapa menit kita melewati kengerian tersebut maka tibalah saat-saat yang  ditunggu yaps... kita tiba di destinasi pertama dengan selamat tanpa satu kurang apapun semua berkat Allah Swt yang melindungi kita selama diperjalanan. setelah mobil terparkir kami menaiki anak tangga dan tibalah kami di sisi sumur jalatunda. kami begitu takjub melihat karya yang maha kuasa begitu hijaunya air dan kanan kiri bebatuan khas gunung purba memanjakan mata kita.

Ada legenda dan mitos di Sumur jalatunda sang juru kunci bercerita tentang legenda sumur jalatunda yaitu dimana ada seorang pangeran sakti yang jatuh cinta kepada seorang putri dan ingin meminangnya namun putri tersebut meminta syarat untuk dibuatkan 1000 sumur, maka sang pangeran pun menuruti permintaanya. melihat pangeran yang akan menyelesaikan persyaratannya maka putri tersebut melakukan berbagai cara untuk menggagalkannya. singkat cerita putri tersebut dikutuk oleh pangeran tersebut menjadi jelmaan seekor naga yang masyarakat biasa menyebutnya naga gini yang bersemayam di sumur jalatunda.

Mitos di sumur jalatunda yaitu siapa yang dapat melempar batu sebanayak 7 kali walau yang sampai ke ujung tebing hanya satu kali maka do'a dan harapannya akan terkabul. tujuh batu yang kami lempar tidak ada yang dapat berhasil menjamah ujung tebing sumur. saya masih punya satu kesempatan karena saya baru melempar 6 batu masih sisa satu, do'a saya adalah sama dari lemparan pertama yaitu ''Ingin wisuda Maret 2019, mendapatkan pekerjaan, serta  meminang seorang gadis yang satu kelas di kelas sore di Fakultas Ekonomi UNIKAL. cinta mulai bersemi ketika saya tak bertemu karena saya pindah kelas pagi, setiap berjumpa dengannya saya merasakan dak dik duk... tak menentu jika saya menatap wajahnya saya menemukan kedamaian dan tatapan matanya memancarkan kasih sayang seorang ibu (keibuan).

ahhhh kok aku jadi curhat ya hehe...he.... he...
kembali ke lempar batu, setelah saya menggenggam batu seraya saya dekatkan di depan bibir saya sambil berdo'a dalam hati dan mengmbil posisi untuk melempar, 'Tak" tak disangka batu terakhir saya sampai ke sebrang tebing. saya berhasil melempar hingga sebrang. Namun permohonanku satupun tak ada yang terkabul dan tak sesui harapan Dosen 2 tidak mau acc Skripsi saya, sehinga mundur ke September 2019, wanita yang saya harapkan menjadi bidadari surgaku hingga sekarang masi menunjukan sifat cuweknya namun saya masih berharap walau pasrah, dan kerjaan yang mapan belum aku temukan.

Begitulah cerita perjalanan kami, Dieng merupakan  Negri Atas awan Dimana Cerita Pewayangan lahir. Kenangan ini tak akan terlupakan dan mungkin tak akan terulang kembali. kedepan saya ingin mengajak dia, jika sudah mau menerima Ijabku akan ku critakan banyak kisah perjalanan petualang yang hilang padanya dan pada anak kami. "Jika dia mau saya nikahi'