Bung Karno Pernah
Berkata “ Beri Aku sepuluh pemuda maka akan ku goncang dunia”. Dari kalimat
tersebut maka kita bisa deskripsikan bahwa peranan seorang pemuda sangat
penting bagi sebuah bangsa dan negara karena mereka merupakan ujung tombak.
Dalam UUD 1945 ada tiga
inti yang digagas para proklamator yaitu mensejahterakan masyarakat,
mencerdaskan masyarakat, dan meningkatkan drajat kesehatan masyarakat. yang
pertama bangsa Indonesia berhak untuk mendapatkan kesejahteraan yaitu lapangan
pekerjaan dan lain sebagainya. Yang kedua bangsa Indonesia berhak mendapatkan
pendidikan yang mengutamakan akhlak serta kepribadian yang baik tidak serta
merta hanya pandai matematika. Dan yang ketiga Bangsa Indonesia Berhak mendapat
layanan kesehatan.
Kali ini saya ingin
membahas tentang fenomena pendidikan yang ada di Indonesia. Banyak kejanggalan
ketika setiap sekolahan atau perguruan tinggi yang mengeluarkan aturan dan
aturan itu memberatkan bagi siswa maupun mahasiswa, misalnya iuran atau
kegiatan tertentu yang menambah beban finansial bagi orang tua murid itu
sendiri. saya penasaran uang itu untuk
apa, padahal kita sudah membayar uang gedung, SPP dan lain sebagainya.
Parahnya lagi kita
tidak boleh menunggak uang SPP atau pembayaran lainnya, jika nunggak akan
dipersulit dalam proses kelulusan atau nama kita akan masuk daftar tunggakan
dan dipasang di papan pengunguman. Kita dituntun untuk bisa berprestasi
sementara biaya sekolah menyekik leher orang tua kita, ada yang pinter rangking
satu tapi mereka tak peduli dengan bangsa dan sesame misalnya Mafia Brecklie
dan Gayus tambunan.
Apakah akan terus
begini sistem pendidikan yang ada di Indonesia. Di Brunai dengan negara kecil
para siswa dan mahasiswa tidak dipungut biaya sepeserpun malah mereka di beri
tunjangan hingga S3. Apakah bangku sekolah hanya untuk anak orang kaya, kami
pun ingin cerdas dan ingin menjadi manusia yang berguna bagi bangsa kami walau
kami dianggap sebagai debu jalanan.
Namun kawan-kawan
jangan putus asa dan pesemis apalagi menyerah dengan keadaan ini. Kita pasti
bisa meraih citra-cita setinggi langit jika kita jatuh maka kita akan bersama
bintang-bintang kata mutiara itu selalu terngiang dalam benak hingga sekarang,
kata mutiara itu nasihat dari kepala sekolah saya yang selalu menasihati saya
ketika melakukan kenakalan sewakti di Sekolah dasar namaya alm. Bu. Tatik.
Kembali ke inti
pendidikan di Indonesia. Para kawan-kawan yang masih duduk di bangku SMP, SMA,
hingga perguruan Tinggi, ingatlah wajah lelah bapak dan ibu kita, kita harus
mengimbanginya dengan belajar buktikan bahwa kita bisa walau kecerdasan anak
itu berbeda. Jika kamu suka olah raga maka dalamilah olah raga ikut Extra
kulikuler atau UKM perdalam minat dan bakat mu di kegiatan tersebut, sekarang
banyak beasiswa karena prestasi non akademik. Jika minat dan bakat di akademik
maka pedalam di kegiatan ekcool atau UKM yang ada di sekolah maupun kampus.
Miaslnya KSPM dll.
Masa-masa yang Indah
yaitu masa-masa kita masih menuntun ilmu diluar sana banyak anak yang ingin
duduk di bangku sekolah. Kerja atau cari uang itu sangat mudah ketika kita
mendapat ilmu tidak hanya ilmu akademik yang kita dapat di sekolah namun kita
juga dapat ilmu sepiritual, bagai mana kita harus bisa menyelesaiakan persoalan
dengan cara kita sendiri. Masalah kerja hingga kita tua nanti pasti ada namun
untuk menuntut ilmu hanya satu kesmpatan saja.
Mari kita sama-sama
berdoa agar kedepannya sistem pendidikan di Indonesia akan lebih baik lagi,
perluas wawasan dengan membaca apa yang kita sukai. Bacalah apa saja karena
membaca ialah jembatan emas menuju keindahan. Maafkan saya jika saya seperti
menasihati karena saya pernah merasakan kesengsaraan ketika saya memutuskan
untuk keluar sekolah, hingga saya benar-benar tau makna akan tentang
pendidikan. Mungkin jika saya tak berhenti sekolah maka saya sudah menikah dan
sudah mempunyai anak.